Dari Rokok ke Air Mineral
Di tengah hujan gerimis yang mengguyur wilayah Stadion Utama Palaran, terlihat seorang gadis manis sedang menunggu di stan air mineral Club yang menjadi sponsor resmi Pekan Olahraga Nasional ( PON ) XVII.
Gadis itu bernama Wahyuni Iskandar atau biasa disapa Yuni. Ia sering bekerja menjadi seorang Sales Promotion Girl ( SPG ). Untuk PON kali ini, ia mendapatkan stan di arena panjat tebing selama tujuh hari mulai pukul tujuh pagi hingga pukul lima sore.
Tahun 2005, ia menjadi SPG sepeda motor kemudian tahun 2006 ia bekerja sebagai SPG rokok. Namun tahun 2007, ia memilih untuk vakum, karena lebih konsentrasi untuk mengurus teater yang ia ikuti.
Dara kelahiran Samarinda, 17 Maret 1989 ini mengatakan, selama menjadi SPG, ia bekerja secara freelance dan tidak terpaku pada satu pada satu produk saja. “ Tugas saya cenderung ke event – event seperti musik atau acara – acara lainnya,” ucap gadis yang memiliki hobi Chatting, Shopping, makan, dan tidur siang ini.
Tanggal 25 Juli nanti, ia akan melakukan temu teater se-Indonesia di Surabaya dan akan berlangsung hingga tanggal dua Agustus mendatang. “ Nama teater kami adalah Teater Fisip Unmul dan tema untuk pementasan nanti adalah “ Lakon Terkutuk “, saya ikut teater sejak SMA,” ujarnya bersemangat.
Yuni yang berkuliah di Unmul Jurusan Hubungan Internasional semester 4 ini mengatakan bahwa pelaksanaan PON kali ini cukup baik, “ mungkin karena baru mulai tapi disini sarana transportasi kurang mendukung, jembatannya macet, kesannya Samarinda ini belum siap untuk jadi tuan rumah PON tapi tetap dipaksakan,” keluhnya.
Setelah PON, gadis yang mengaku sudah bertunangan ini ingin melakukan sebuah proyek Merkantilisme ( menumpuk harta sebanyak – banyaknya ), “ saya mau kerja ngumpulin uang biar proyek merkantilisme saya sukses,” kisah dara yang bercita – cita menjadi wanita karir ini bersemangat.
“ Yang pasti saya nggak mau jadi SPG rokok lagi, saya mau fokus ke teater, karena dua bulan lagi kami akan tampil di program Baelang yang disiarkan di TVRI,” katanya mengakhiri wawancara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar